Step4: Klik butang 'Teruskan'. Step 5: Pilih cara pembayaran; kad kredit / Maybank2u / bank-bank lain / pos / faks atau tunai. Step 6: Periksa emel untuk melihat invois pembayaran ibadah korban. Untuk maklumat lanjut, sila hubungi kami: Al Ameen Serve Holdings Sdn. Bhd. 2-1, 1st Floor, Jalan 9/23A, TirulahSikap Yesus yang Rela Berkorban Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2022 "Tidak Seorang pun Mempunyai Kasih yang Lebih Besar daripada Ini" Baru beberapa hari sebelumnya, Yesus dielu-elukan oleh kumpulan orang sewaktu ia masuk ke Yerusalem dengan berkemenangan sebagai Raja yang dilantik Allah Danpara pendengar sekalian kami mengucapkan banyak terima kasih, Anda telah mengikuti perbincangan kami dengan Bapak Heman Elia, M.Psi dalam acara TELAGA (Tegur Sapa Gembala Keluarga) kami baru saja berbincang-bincang tentang "Menghitung Pengorbanan Orang Tua". Bagi Anda yang berminat untuk mengetahui lebih lanjut mengenai acara ini silakan Sekecilapapun pengorbanan yang kita lakukan, tidak akan kembali atau berakhir dengan sia-sia. Pengorbanan kita pastilah akan menghasilkan kebahagiaan untuk orang yang kita kasihi. Sama seperti pengorbanan Yesus di kayu salib, walaupun masih banyak orang yang menolak cintaNya, namun banyak juga yang diselamatkan dari hasil pengorbananNya itu. . Dalam menjalani kehidupan ini, penting sekali kita berkorban untuk orang lain. Berkorban dalam artian, bukan kita mau tersiksa ataupun mau mati karena orang lain. Rela berkorban dalam hal kita mau untuk memberikan diri untuk kebaikan orang lain. Harus kita ketahui bahwa ketika kita mau rela berkorban maka kita akan mendapatkan banyak manfaat. Kita akan mendapatkan banyak kebaikan. Oleh karena itu, berikut empat manfaat jika kita mau rela berkorban untuk orang lain. 1. Mempunyai banyak teman Ketika kita mau rela berkorban maka kita akan mempunyai banyak teman. Harus diakui bahwa rela berkorban itu dampaknya sangat positif dalam hidup kita. Harus kita akui bahwa dalam hidup ini kita perlu berkorban untuk orang lain, bukan hanya untuk keluarga, teman dan lainnya. Selanjutnya, rela berkorban itu akan mencirikan kita sebagai orang yang mau mengasihi orang lain tanpa membeda-bedakan. 2. Terciptanya kebersamaan Manfaat kedua adalah terciptanya kebersamaan. Harus dipahami bahwa dengan rela berkorban maka akan tercipta sebuah kebersamaan. Jangan pernah takut bahwa kita akan rugi ketika mau berkorban untuk orang lain. Kita harus bisa menunjukkan masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang beragam dan saling mencintai satu dengan lainnya. 3. Banyak orang yang mencintai kita Manfaat kedua adalah banyak orang yang mencintai kita. Harus disadari bahwa dengan kita rela berkorban maka akan banyak orang yang mencintai kita. Dalam hidup ini, kita butuh cinta yang tulus agar hidup kita lebih baik dan lebih berwarna. Hal tersebut kita dapat ketika menaburkan kebaikan seperti rela berkorban. 4. Mendapatkan banyak berkat Manfaat keempat adalah mendapatkan banyak berkat. Harus dipahami bahwa rela berkorban akan membantu kita mendapatkan banyak berkat. Berkat itulah yang akan menguatkan kita. Tuhan akan melihat bagaimana perilaku dan tindakan kita sehari-hari. Kalau kita menjalankan kebiasaan yang baik maka berkat akan berlimpah buat kita. Dengan adanya empat manfaat rela berkorban tersebut, semoga saja membuat kita semakin baik lagi ke depannya. Semoga saja kita bisa terus berbuat kebaikan untuk masyarakat dan bagi semua orang yang memerlukan bantuan kita. Kasih yang mau berkorban demi orang lain disebut? agape eros philia storge Semua jawaban benar Jawaban Aagape. Dilansir dari Ensiklopedia, kasih yang mau berkorban demi orang lain disebut agape. Memang menurut bahasa Yunani ada empat kata untuk kata “kasih/ cinta”. Agape adalah kasih yang tak bersyarat, eros adalah kasih yang menginginkan, philia adalah kasih antara sahabat/ saudara, dan storge adalah ungkapan kasih kodrati, seperti antara orang tua kepada anak namun ungkapan yang keempat ini jarang digunakan dalam karya tulis kuno. Tentang eros, philia dan afraid , kami mengacu kepada surat ensiklik pertama dari Paus Benediktus XVI, yang berjudul Deus Caritas est DCe- God is Love Jika dilihat dari pengertian dasarnya, menurut Paus Benediktus XVI,eros adalah kasih antara pria dan wanita di mana kasih tersebut tidak direncanakan ataupun diinginkan, namun sepertinya tertanam di dalam diri manusia itu. Sedangkan philia adalah kasih persahabatan yang sering dipakai untuk menggambarkan kasih antara Kristus dan para murid-Nya, dan afraid adalah kasih menurut pengertian Kristiani lih. DCe, 3, yang mengacu kepada kasih yang rela berkorban lih. DCe, 7. Paus Benediktus mengatakan bahwa menurut Perjanjian Lama bahasa Yunani, kata eros hanya tertulis dua kali, sedangkan dalam Perjanjian Baru, kata eros sama sekali tidak digunakan. Menurut pengertian Yunani, eros artinya adalah “divine madness“, namun penerjemahannya di dalam agama Yunani adalah dengan praktek prostitusi dalam kuil- kuil mereka, di mana manusia seolah- olah dijadikan alat untuk memancing kegairahan “divine madness” tersebut. Maka di sini terlihat bahwa makna eros perlu dimurnikan, jika ingin dikembalikan ke makna aslinya, yang dalam konteks rohani mengacu kepada suatu pengalaman puncak dari keberadaan kita manusia, yaitu persatuan dengan Tuhan, keinginan yang telah tertanam dalam diri manusia. Maka konsep pengertian eros menyatakan adanya hubungan antara kasih dan Tuhan; dan karena manusia terdiri dari tubuh dan jiwa, maka untuk mengasihi Tuhan juga dibutuhkan keterlibatan tubuh dan jiwa. Pandangan ini memurnikan kesalahan pandangan umum yang ada dewasa ini, yang mereduksi eros menjadi “seks saja” atau yang lama kelamaan menuju kepada ekstrim yang lain yaitu kebencian terhadap apa yang berkaitan dengan tubuh manusia. Iman Kristiani tidak mengajarkan demikian, sebab manusia memang terdiri dari tubuh dan jiwa yang spiritual, dan untuk dapat mengasihi Tuhan, diperlukan jalan eros yang menanjak menuju Tuhan, yang melibatkan penyangkalan diri/ pengorbanan, pemurnian dan pemulihan. lih. DCe 5 Dalam Kitab Kidung Agung, dituliskan kata kasih dengan istilah dodim -yang artinya kasih yang tak menentu, yang mencari-cari- dan ahaba keduanya adalah kata Ibrani yang diterjemahkan dalam versi Yunani menjadi agape. Afraid ini kemudian menjadi istilah tipikal dalam Kitab Suci untuk menggambarkan kasih yang tidak lagi tidak menentu, sebab kasih ini tertuju kepada pengenalan akan diri orang yang dikasihi, melebihi perhatian ataupun kesenangan sendiri. Agape menginginkan kebaikan bagi orang yang dikasihi, dan keinginan untuk berkorban baginya lih. DCe 6. Jadi eros dan agape menggambarkan realitas kasih yang tidak terpisahkan. Kasih tidak bisa selalu memberi agape tetapi juga menerima eros. Mereka yang ingin memberi kasih harus juga menerima kasih lih. DCe 7 Pada Tuhan, kasih eros-Nya kepada manusia juga adalah kasih yang full afraid. Kasih Tuhan yang membara kepada manusia adalah juga kasih-Nya yang mengampuni. Kasih Allah yang sedemikian kepada manusia digambarkan sebagai kasih antara mempelai pria dan wanita, seperti tertulis dalam kitab Kidung Agung, yaitu bahwa manusia dapat masuk ke dalam kesatuan dengan Tuhan, “Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia.” 1 Kor 617 lih. DCe, 10 Kasih eros ini tertanam dalam diri manusia, bahwa laki- laki terpanggil untuk meninggalkan ayah ibunya dan bersatu dengan istrinya. Dengan demikian, perkawinan yang monogam merupakan penggambaran nyata atas kasih Tuhan yang satu monotheism kepada manusia. Cara Tuhan mengasihi manusia, menjadi tolok ukur/ contoh bagi kasih manusia. Menarik untuk disimak adalah contoh penggunaan kata philia dan agape, dalam perikop Yoh 21xv-19. Di sana Yesus bertanya sebanyak tiga kali kepada Rasul Petrus, “Apakah engkau mengasihi Aku?” Pertanyaan Yesus yang pertama dan kedua menggunakan kata agape, Apakah engkau mengasihi agapo Aku? Namun Petrus selalu menjawabnya dengan, “….Engkau tahu bahwa aku mengasihi philieo Engkau”. Yang ketiga kalinya, Yesus bertanya, “Apakah engkau mangasihi phileo Aku?” Dan Petrus menjawab, “Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi phileo Engkau.” Kata Yesus kepadanya “Gembalakanlah domba-domba-Ku.” Yoh 2117 Agaknya Tuhan Yesus memahami bahwa kasih Petrus kepada-Nya tidak akan sama besarnya dengan kasih-Nya agape kepada Petrus. Namun demikian, Kristus menerima pernyataan kasih dari Petrus yang sejujurnya ini, dan tetap mempercayakan penggembalaan kawanan domba-Nya kepada Petrus. Penerimaan Kristus akan diri Petrus apa adanya inilah yang justru mengubah Petrus, dan menumbuhkan kasih di dalam hatinya, sehingga kelak di akhir hidupnya, Petrus dapat membuktikan kasih yang besar kepada Kristus dengan kasih yang menyerupai kasih Kristus kepadanya. Rasul Petrus rela menyerahkan dirinya untuk dihukum mati oleh pihak penguasa Roma dengan disalibkan terbalik, demi membela imannya akan Kristus. Sungguh, kesaksian hidup rasul Petrus yang semakin bertumbuh di dalam kasih kepada Tuhan ini, selayaknya menjadi teladan kita. Seperti Petrus, kitapun mungkin jatuh bangun di dalam hidup ini. Namun selayaknya kita mengingat akan kasih Allah yang total tak bersyarat/ agape kepada kita; sehingga hari demi hari kita dibentuk oleh Tuhan untuk menjadi semakin bertumbuh di dalam kasih kepada-Nya, agar semakin menyerupai kasih-Nya yang total kepada kita. nine votes Article Rating

kasih yang mau berkorban untuk orang lain disebut dengan